Saat ini bangunan bangunan rumah, jarang sekali yang dindingnya terbuat dari kayu. Kebanyakan menggunakan batu bata. Ini disebabkan karena dinding batu bata lebih praktis, lebih awet dan lebih murah di bandingkan dengan dinding kayu yang harganya semakin lama semakin melejit.
Tidak heran kalau di daerahku produsen batu bata kewalahan memenuhi pesanan konsumen. Peluang ini di manfaatkan oleh warga masyarakat di sepanjang tepian sungai Citandui untuk memproduksi batu bata. Banyak buruh tani beralih profesi menjadi perodusen batu bata karena Pendapatannya cukup lumayan.
Memproduksi batu bata di daerahku prosesnya termasuk sulit karena keadaan tanahnya. Prosesnya mulai dari meluluh ( melumatkan tanah dan membuang bebatuan, akar , serta benda benda asing lainnya )., kemudian mencampur dengan abu sekam atau dengan tahi gergaji baru dapat dicetak.
Baru kira kira tiga tahun terakhir ini ada kiat khusus membuat batu bata dengan proses yang agak mudah, yaitu dengan menggunakan tanah Sungai Cibeureum dengan cara mengambilnya dari dasar sungai dengan menyelam kemudian ditampung di dalam perahu. Bagi mereka yang tidak mengambil sendiri tanahnya sebagai bahan baku, dapat membeli dari para pengambil tanah dengan harga Rp. 15.000,- / perahu. Seorang Pengambil Tanah ini hanya memerlukan waktu dua jam untuk mendapatkan tanah satu perahu. Cukup Lumayan. Bisa di hitung kalau sehari dapat mengambil tanah minimal 3 kali, berarti dia sudah mendapat Rp. 45.000,-.
Bahan baku tanah yang berasal dari dasar sungai di campur dengan tahi gergaji sudah langsung bisa di cetak tanpa harus di injak injak terlebih dahulu.
Baru kira kira tiga tahun terakhir ini ada kiat khusus membuat batu bata dengan proses yang agak mudah, yaitu dengan menggunakan tanah Sungai Cibeureum dengan cara mengambilnya dari dasar sungai dengan menyelam kemudian ditampung di dalam perahu. Bagi mereka yang tidak mengambil sendiri tanahnya sebagai bahan baku, dapat membeli dari para pengambil tanah dengan harga Rp. 15.000,- / perahu. Seorang Pengambil Tanah ini hanya memerlukan waktu dua jam untuk mendapatkan tanah satu perahu. Cukup Lumayan. Bisa di hitung kalau sehari dapat mengambil tanah minimal 3 kali, berarti dia sudah mendapat Rp. 45.000,-.
Bahan baku tanah yang berasal dari dasar sungai di campur dengan tahi gergaji sudah langsung bisa di cetak tanpa harus di injak injak terlebih dahulu.
No comments:
Post a Comment